Membangun rumah baru atau merenovasi rumah yang sudah direncanakan dengan membuat Rencana Anggara Biaya (RAB) nya hampir dipastikan setelah selesai pembangunannya atau selesai renovasinya biayanya membengkak jauh dari RAB yang telah kita buat, beberapa orang menganggapnya itu hal yang sudah lumrah/biasa, biasanya setelah ketemu nilai RABnya ada sebagian orang menyiapkan dana pembengkakan akan terjadi.
Secara teoritis pembengkakan biaya dari RAB bisa
diminimalisir atau bahkan hilangkan sama sekali dengan mengetahui penyebab pembengkakan biaya tersebut, berikut ini beberapa penyebabnya:
Secara teoritis pembengkakan biaya dari RAB bisa
diminimalisir atau bahkan hilangkan sama sekali dengan mengetahui penyebab pembengkakan biaya tersebut, berikut ini beberapa penyebabnya:
- Tidak membuat gambar rumah baru/renovasi rumah sebagai pedoman pelaksanaan, hal ini dapat menyebabkan adanya pekerjaan bongkar pasang akibat bangunan belum sesuai keinginan, hal ini tentu tidak akan terjadi jika segala bentuk perubahan sudah dilakukan dalam bentuk gambar.
- Sudah membuat gambar dan menghitung RAB rencana anggaran biaya bangunan tapi salah dalam membuat data existing rumah sebelum renovasi, hal ini dapat menyebabkan adanya pekerjaan yang diluar perkiraan seperti pembongkaran, gambar tidak bisa diterapkan dll.
- Tidak membandingkan beberapa material bangunan sehingga bisa dipilih mana yang mempunyai kualitas terbaik dan harga paling murah.
- Tidak menggunakan tukang bangunan yang profesional sehingga proses pelaksanaan menjadi lama dan hasilnya tidak bagus.
- Terjadi bencana alam, entah itu banjir, gempa, kebakaran atau yang lainnya sehingga menimbulkan pembengkakan biaya pelaksanaan renovasi rumah.
- Tidak mengurus IMB izin mendirikan bangunan sebelum melakukan pembangunan rumah baru/renovasi rumah, hal ini dapat menyebabkan bangunan disegel sehingga harus menghentikan aktifitas, akibatnya kita harus memberi gaji kepada tukang bangunan atau seluruh pekerja yang tidak berproduksi.
- Tidak bekerjasama dengan pihak keamanan setempat, RT, RW, atau pejabat kelurahan. sehingga tidak bisa segera menyelesaikan permasalahan yang terkait masyarakat sekitar apabila terjadi gangguan. contohnya ada tetangga yang merasa terganggu lalu protes untuk menghentikan kegiatan pembangunan rumah baru/renovasi yang sedang berlangsung.
- Terlalu banyak keinginan sehingga susah untuk mewujudkannya kedalam bentuk bangunan, contohnya sudah memasang keramik lantai warna biru tapi ada ada anggota keluarga lain yang tidak setuju, lalu meminta untuk membongkar dan mengganti dengan warna merah. hal ini tentu membutuhkan biaya tambahan.
- Penyebab lainya tentu saja masih banyak, jadi silahkan menelitinya lebih dalam. (sumber: rumahbangun.com
>