Menjual rumah dan pindah ke lokasi baru bisa jadi merupakan gerbang menuju tahapan baru dalam kehidupan Anda. Namun, tanpa persiapan yang matang dan perhitungan tepat, keputusan tersebut bisa juga menjadi bencana dan membawa lebih banyak masalah.
Sebelum melakukan kesalahan yang sama, tidak ada salahnya Anda belajar dari kesalahan orang lain. Berikut ini sepuluh kesalahan yang kerap
dilakukan ketika menjual rumah:
1. Menjual rumah sebelum siap
Sebelum memasukkan iklan penjualan rumah Anda di media cetak, elektronik, atau memasang tanda di depan rumah, pastikan Anda sudah siap. Tidak hanya siap secara fisik, tetapi juga mental. Secara fisik, artinya Anda sudah memiliki rencana tujuan kepindahan Anda. Contoh mudahnya, jika rumah baru Anda belum selesai dibangun, Anda sebaiknya merencanakan kepindahan sementara dengan menyewa kontrakan. Sementara itu, secara mental, artinya Anda harus siap sewaktu-waktu berpisah dengan lingkungan rumah Anda saat ini.
2. Memasuki pasar properti tanpa cukup informasi
Ketahui dahulu kondisi pasar properti selama enam bulan ke belakang, setidaknya secara garis besar. Tidak hanya kondisi pasar properti setempat, ada baiknya juga Anda mengetahui kondisi perekonomian global yang kemungkinan berdampak pada pasar properti lokal. Mudahnya, perhatikan berita properti terkini, terutama di sekitar tempat Anda.
3. "Tanpa perantara", tanpa pengetahuan
Beberapa pemilik rumah lebih tertarik menjual propertinya tanpa perantara atau makelar dengan berbagai pertimbangan. Umumnya, pertimbangannya tersebut berorientasi pada kurangnya potongan komisi.
Sebenarnya, ada lebih banyak hal yang harus Anda ketahui dan pelajari sebelum menjual rumah tanpa perantara. Anda sebaiknya mengetahui status hukum properti yang Anda jual, serta memastikan transaksi tersebut legal secara hukum.
4. Tidak memercayai insting Anda ketika mempekerjakan perantara
Menggunakan jasa perantara pun tidak semudah kata-kata. Anda harus sensitif dalam memilih pihak yang cocok sebagai perantara Anda. Tanpa adanya kecocokan antara Anda dan makelar (realtor), akan sulit menjual rumah Anda. Namun, sebaiknya Anda juga tidak pasrah dalam transaksi penjualan rumah. Pastikan proses dan hasil akhirnya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Anda.
5. Menggunakan jasa karena kenal
Sebaiknya, Anda memilih realtor berdasarkan profesionalitasnya, bukan hanya karena kenal atau karena dia anggota keluarga Anda. Dengan memilih berdasarkan kecakapan kerjanya, Anda akan mendapatkan lebih banyak keuntungan ketimbang hanya berdasarkan kedekatan personal.
6. Terlalu banyak "mendandani" rumah
Memperbaiki rumah memang mampu menjadi nilai tawar yang baik bagi rumah Anda. Namun, ingatlah juga bahwa ada batas harga untuk rumah Anda tersebut. Memasukkan terlalu banyak fitur mahal dalam rumah Anda bisa tidak sebanding dengan kenaikan harga rumah.
7. Memberikan harga rumah sesuai keinginan
Memberikan harga rumah memang tahap yang tidak mudah, tetapi juga tidak sulit. Sebagai pemilik rumah, tentu Anda berharap banyak pada rumah tersebut. Hanya saja, lakukanlah riset terlebih dahulu mengenai harga rumah-rumah di sekeliling tempat tinggal Anda. Jangan sampai, Anda terlalu fokus pada keuntungan yang ingin Anda buat dan justru berpengaruh pada ketidaklakuan rumah Anda.
8. Mengutamakan perasaan dalam transaksi
Anda mungkin sudah menghabiskan banyak waktu di rumah yang tengah Anda jual. Mungkin juga Anda sudah melewatkan berbagai kejadian penting bersama keluarga di rumah tersebut. Namun, jangan sampai Anda mengutamakan perasaan ketika melakukan transaksi.
Anda harus tetap obyektif pada keadaan rumah. Calon pembeli tidak mengetahui cerita dan kenangan di balik rumah tersebut. Mereka hanya akan melihat bukti-bukti dan fitur yang tersedia di rumah Anda. Ingatlah bahwa rumah tersebut kini menjadi komoditas. Maka, perlakukan rumah tersebut sebagaimana seharusnya.
9. Merahasiakan masalah di rumah
Alih-alih menyembunyikan masalah-masalah konstruksi seperti kebocoran, sebaiknya Anda justru mengakui dan berusaha memperbaikinya. Jika Anda tidak jujur, hal ini justru akan berpengaruh pada kredibilitas dan penawaran harga Anda.
10. Terburu-buru
Terburu-buru dapat menjadi masalah bagi banyak hal, termasuk menjual rumah. Terlalu bersemangat dan terburu-buru menjual ketika proses perbaikan dan usaha mempercantik rumah belum rampung justru tidak menarik bagi calon pembeli. Selesaikan dahulu persiapan rumah Anda, persiapkan mental Anda, dan berhati-hatilah dalam transaksinya.
Sebelum melakukan kesalahan yang sama, tidak ada salahnya Anda belajar dari kesalahan orang lain. Berikut ini sepuluh kesalahan yang kerap
dilakukan ketika menjual rumah:
1. Menjual rumah sebelum siap
Sebelum memasukkan iklan penjualan rumah Anda di media cetak, elektronik, atau memasang tanda di depan rumah, pastikan Anda sudah siap. Tidak hanya siap secara fisik, tetapi juga mental. Secara fisik, artinya Anda sudah memiliki rencana tujuan kepindahan Anda. Contoh mudahnya, jika rumah baru Anda belum selesai dibangun, Anda sebaiknya merencanakan kepindahan sementara dengan menyewa kontrakan. Sementara itu, secara mental, artinya Anda harus siap sewaktu-waktu berpisah dengan lingkungan rumah Anda saat ini.
2. Memasuki pasar properti tanpa cukup informasi
Ketahui dahulu kondisi pasar properti selama enam bulan ke belakang, setidaknya secara garis besar. Tidak hanya kondisi pasar properti setempat, ada baiknya juga Anda mengetahui kondisi perekonomian global yang kemungkinan berdampak pada pasar properti lokal. Mudahnya, perhatikan berita properti terkini, terutama di sekitar tempat Anda.
3. "Tanpa perantara", tanpa pengetahuan
Beberapa pemilik rumah lebih tertarik menjual propertinya tanpa perantara atau makelar dengan berbagai pertimbangan. Umumnya, pertimbangannya tersebut berorientasi pada kurangnya potongan komisi.
Sebenarnya, ada lebih banyak hal yang harus Anda ketahui dan pelajari sebelum menjual rumah tanpa perantara. Anda sebaiknya mengetahui status hukum properti yang Anda jual, serta memastikan transaksi tersebut legal secara hukum.
4. Tidak memercayai insting Anda ketika mempekerjakan perantara
Menggunakan jasa perantara pun tidak semudah kata-kata. Anda harus sensitif dalam memilih pihak yang cocok sebagai perantara Anda. Tanpa adanya kecocokan antara Anda dan makelar (realtor), akan sulit menjual rumah Anda. Namun, sebaiknya Anda juga tidak pasrah dalam transaksi penjualan rumah. Pastikan proses dan hasil akhirnya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Anda.
5. Menggunakan jasa karena kenal
Sebaiknya, Anda memilih realtor berdasarkan profesionalitasnya, bukan hanya karena kenal atau karena dia anggota keluarga Anda. Dengan memilih berdasarkan kecakapan kerjanya, Anda akan mendapatkan lebih banyak keuntungan ketimbang hanya berdasarkan kedekatan personal.
6. Terlalu banyak "mendandani" rumah
Memperbaiki rumah memang mampu menjadi nilai tawar yang baik bagi rumah Anda. Namun, ingatlah juga bahwa ada batas harga untuk rumah Anda tersebut. Memasukkan terlalu banyak fitur mahal dalam rumah Anda bisa tidak sebanding dengan kenaikan harga rumah.
7. Memberikan harga rumah sesuai keinginan
Memberikan harga rumah memang tahap yang tidak mudah, tetapi juga tidak sulit. Sebagai pemilik rumah, tentu Anda berharap banyak pada rumah tersebut. Hanya saja, lakukanlah riset terlebih dahulu mengenai harga rumah-rumah di sekeliling tempat tinggal Anda. Jangan sampai, Anda terlalu fokus pada keuntungan yang ingin Anda buat dan justru berpengaruh pada ketidaklakuan rumah Anda.
8. Mengutamakan perasaan dalam transaksi
Anda mungkin sudah menghabiskan banyak waktu di rumah yang tengah Anda jual. Mungkin juga Anda sudah melewatkan berbagai kejadian penting bersama keluarga di rumah tersebut. Namun, jangan sampai Anda mengutamakan perasaan ketika melakukan transaksi.
Anda harus tetap obyektif pada keadaan rumah. Calon pembeli tidak mengetahui cerita dan kenangan di balik rumah tersebut. Mereka hanya akan melihat bukti-bukti dan fitur yang tersedia di rumah Anda. Ingatlah bahwa rumah tersebut kini menjadi komoditas. Maka, perlakukan rumah tersebut sebagaimana seharusnya.
9. Merahasiakan masalah di rumah
Alih-alih menyembunyikan masalah-masalah konstruksi seperti kebocoran, sebaiknya Anda justru mengakui dan berusaha memperbaikinya. Jika Anda tidak jujur, hal ini justru akan berpengaruh pada kredibilitas dan penawaran harga Anda.
10. Terburu-buru
Terburu-buru dapat menjadi masalah bagi banyak hal, termasuk menjual rumah. Terlalu bersemangat dan terburu-buru menjual ketika proses perbaikan dan usaha mempercantik rumah belum rampung justru tidak menarik bagi calon pembeli. Selesaikan dahulu persiapan rumah Anda, persiapkan mental Anda, dan berhati-hatilah dalam transaksinya.