Stereotip tersebut disampaikan oleh Nicole Hollis, seorang desainer interior asal San Francisco, Amerika Serikat. Menurutnya, kaum pria cenderung mengkorelasikan desain rumah dengan perangkat elektronik miliknya.
Nah, apakah Anda salah satu dari pria-pria itu? Atau, Anda ingin mendekorasi kamar tidur maskulin
yang cocok bagi pria lajang?
Ada beberapa tips yang mungkin bisa Anda jadikan inspirasi. Misalnya, bila tokoh superhero Batman memiliki ruang rahasia bernama "Batcave", mari kita sebut ruang bagi para pria lajang ini sebagai "Mancave". Tak jauh berbeda dari "Batcave" yang mampu mendeskripsikan kepribadian Sang Batman, seharusnya "Mancave" juga mampu mendeskripsikan pemiliknya.
Hollis menekankan Anda untuk membebaskan imajinasi. Cobalah membayangkan kamar hotel terbaik yang pernah Anda datangi.
"Banyak pria bepergian untuk urusan bisnis, dan mereka hanya diperkenalkan pada kemewahan lewat hotel-hotel tersebut. Jadi, permintaan mereka cenderung meniru kamar-kamar hotel tadi," ujar Hollis.
Berbeda dengan Hollis, desainer interior Shirley Meisels justeru memiliki pendapat berbeda.
"Sebuah rumah seharusnya memiliki sentuhan yang lebih lembut," ujar Meisels.
"Kamar tidur seharusnya menjadi tempat lembut untuk beristirahat setelah hari yang panjang. Tambahkan selimut dan bantal, sesuatu yang nyaman dan menyenangkan. Itulah yang membuat sebuah tempat tinggal menjadi rumah," tambahnya.
Berkomunikasi dengan gaya hidup
Seorang desainer interior umumnya akan selalu memulai sebuah proyek dengan melakukan percakapan bersama sang pelanggan. Percakapan tersebut bisa langsung mengarah ke desain yang diinginkan atau lebih ke pertanyaan-pertanyaan pribadi, seperti seberapa sering sang pelanggan melakukan perjalanan, kapan sang pelanggan pergi bekerja, atau apakah sang pelanggan cenderung menikmati siaran televisi di kamarnya.
Hal-hal sederhana tersebut akan mengindikasikan kebutuhan pemilik kamar. Maka, cobalah tanyakan hal-hal teknis semacam ini pada diri Anda sendiri. Lakukanlah sejujur mungkin agar Anda bisa mendapatkan kenyamanan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Ikuti kebutuhan
Setelah menanyakan pada diri Anda sendiri, sekarang waktunya mendesain dengan mengikuti kebutuhan Anda tersebut. Menurut Hollis, umumnya pria lebih menyukai keteraturan. Maka itu, buatlah aturan yang bisa "ditaati". Misalnya, meletakkan telepon genggam dan komputer dalam jarak tidak jauh dari tempat tidur dan menjadikan "nightstand" sebagai tempat permanen menaruh telepon genggam dan remote televisi. Selain itu, pastikan di mana tempat menaruh sepatu dan setiap jenis pakaian.
Tetap gunakan warna netral
Umumnya, kaum pria lebih nyaman dengan palet warna yang terdiri dari warna putih, abu-abu, atau hitam. Jika Anda merasa ingin menempatkan sebuah warna "menyala" untuk membuat kamar Anda terasa lebih segar, cobalah menggunakan warna tersebut pada aksesoris atau karya seni tertentu.
Hindari menggunakan warna terang untuk dinding atau perlengkapan tidur (tempat tidur, bantal, guling, dan seprai). Pastikan Anda menyeimbangkan warna-warna natural di dalam kamar tersebut. Misalnya, seimbangkan warna hitam dan abu-abu di kamar dengan menggunaan material seperti linen, wol, dan bebatuan alam.
Investasikan pada hal tepat
Jangan korbankan kenyamanan Anda. Salah satu hal utama yang sebaiknya Anda pikirkan dalam mendekor "Mancave" Anda adalah menyertakan kebutuhan-kebutuhan yang mampu menjamin kenyamanan Anda.
Cobalah berinvestasi pada matras berkualitas, serta perlengkapan tidur yang mampu menunjang kesehatan. Berinvestasi pada benda-benda semacam ini sebenarnya justeru mampu meningkatkan produktivitas Anda.
Jangan lupakan perangkat elektronik
Umumnya, kaum pria menyukai berbagai perlengkapan elektronik. Anda bisa saja menempatkan televisi, sistem suara, permainan video, dan berbagai perlengkapan elektronik lainnya di kamar.
Hanya saja, pastikan Anda mampu menyalakan dan mematikan berbagai perlengkapan ini dengan mudah. Pastikan kegiatan istirahat Anda tidak terganggu. Tidak ada salahnya memasang lemari kabinet untuk televisi dan berbagai perlengkapan elektronik Anda.
Nah, apakah Anda salah satu dari pria-pria itu? Atau, Anda ingin mendekorasi kamar tidur maskulin
yang cocok bagi pria lajang?
Ada beberapa tips yang mungkin bisa Anda jadikan inspirasi. Misalnya, bila tokoh superhero Batman memiliki ruang rahasia bernama "Batcave", mari kita sebut ruang bagi para pria lajang ini sebagai "Mancave". Tak jauh berbeda dari "Batcave" yang mampu mendeskripsikan kepribadian Sang Batman, seharusnya "Mancave" juga mampu mendeskripsikan pemiliknya.
Hollis menekankan Anda untuk membebaskan imajinasi. Cobalah membayangkan kamar hotel terbaik yang pernah Anda datangi.
"Banyak pria bepergian untuk urusan bisnis, dan mereka hanya diperkenalkan pada kemewahan lewat hotel-hotel tersebut. Jadi, permintaan mereka cenderung meniru kamar-kamar hotel tadi," ujar Hollis.
Berbeda dengan Hollis, desainer interior Shirley Meisels justeru memiliki pendapat berbeda.
"Sebuah rumah seharusnya memiliki sentuhan yang lebih lembut," ujar Meisels.
"Kamar tidur seharusnya menjadi tempat lembut untuk beristirahat setelah hari yang panjang. Tambahkan selimut dan bantal, sesuatu yang nyaman dan menyenangkan. Itulah yang membuat sebuah tempat tinggal menjadi rumah," tambahnya.
Berkomunikasi dengan gaya hidup
Seorang desainer interior umumnya akan selalu memulai sebuah proyek dengan melakukan percakapan bersama sang pelanggan. Percakapan tersebut bisa langsung mengarah ke desain yang diinginkan atau lebih ke pertanyaan-pertanyaan pribadi, seperti seberapa sering sang pelanggan melakukan perjalanan, kapan sang pelanggan pergi bekerja, atau apakah sang pelanggan cenderung menikmati siaran televisi di kamarnya.
Hal-hal sederhana tersebut akan mengindikasikan kebutuhan pemilik kamar. Maka, cobalah tanyakan hal-hal teknis semacam ini pada diri Anda sendiri. Lakukanlah sejujur mungkin agar Anda bisa mendapatkan kenyamanan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Ikuti kebutuhan
Setelah menanyakan pada diri Anda sendiri, sekarang waktunya mendesain dengan mengikuti kebutuhan Anda tersebut. Menurut Hollis, umumnya pria lebih menyukai keteraturan. Maka itu, buatlah aturan yang bisa "ditaati". Misalnya, meletakkan telepon genggam dan komputer dalam jarak tidak jauh dari tempat tidur dan menjadikan "nightstand" sebagai tempat permanen menaruh telepon genggam dan remote televisi. Selain itu, pastikan di mana tempat menaruh sepatu dan setiap jenis pakaian.
Tetap gunakan warna netral
Umumnya, kaum pria lebih nyaman dengan palet warna yang terdiri dari warna putih, abu-abu, atau hitam. Jika Anda merasa ingin menempatkan sebuah warna "menyala" untuk membuat kamar Anda terasa lebih segar, cobalah menggunakan warna tersebut pada aksesoris atau karya seni tertentu.
Hindari menggunakan warna terang untuk dinding atau perlengkapan tidur (tempat tidur, bantal, guling, dan seprai). Pastikan Anda menyeimbangkan warna-warna natural di dalam kamar tersebut. Misalnya, seimbangkan warna hitam dan abu-abu di kamar dengan menggunaan material seperti linen, wol, dan bebatuan alam.
Investasikan pada hal tepat
Jangan korbankan kenyamanan Anda. Salah satu hal utama yang sebaiknya Anda pikirkan dalam mendekor "Mancave" Anda adalah menyertakan kebutuhan-kebutuhan yang mampu menjamin kenyamanan Anda.
Cobalah berinvestasi pada matras berkualitas, serta perlengkapan tidur yang mampu menunjang kesehatan. Berinvestasi pada benda-benda semacam ini sebenarnya justeru mampu meningkatkan produktivitas Anda.
Jangan lupakan perangkat elektronik
Umumnya, kaum pria menyukai berbagai perlengkapan elektronik. Anda bisa saja menempatkan televisi, sistem suara, permainan video, dan berbagai perlengkapan elektronik lainnya di kamar.
Hanya saja, pastikan Anda mampu menyalakan dan mematikan berbagai perlengkapan ini dengan mudah. Pastikan kegiatan istirahat Anda tidak terganggu. Tidak ada salahnya memasang lemari kabinet untuk televisi dan berbagai perlengkapan elektronik Anda.